"Selamat Berkunjung Ke Blog Kami"

"Pengajin Rutin Majlas 'Ainnuridho di Mushola AL-IKHSAN Setiap Malam Sabtu Pukul 20.00 Wib s/d Selesai,Pembacaan Ratibul haddad dilanjutkan pembahasan Fiqih Safinatun Najah,SESEORANG AKAN DIKUMPULKAN BERSAMA ORANG YANG DICINTAI-NYA " "Sekertariat Sdr Muhamad Imron di 08594320070 atau Sdr Sholeh Nugraha di 085216655001"

RENUNGAN

Selasa, 19 April 2011

Masjid Rasulullah SAW,Masjid Nabawiy

"Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1.000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya." (HR Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim).
   

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang paling utama untuk dikunjungi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekah. Masjid Nabawi didirikan tahun 622 M atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi Saw hijrah dari Mekah ke Madinah.

 
Cerita unik di balik letak masjid ini adalah ketika itu Rasulullah Saw meminta untanya untuk berjalan dan menunjukkan tempat yang dapat dijadikan lokasi rumahnya. Hal ini dilakukan sebagai langkah bijaksana Nabi Saw terhadap banyaknya tawaran dari kaum Anshar untuk tinggal dan beristirahat di rumah mereka. Ternyata sang unta berhenti di depan rumah Abu Ayyub Al-Ansari yang menerima Nabi Saw dengan senang hati.

Setelah beberapa bulan tinggal di sana, Nabi Saw mendirikan masjid di atas tanah tersebut. Rasulullah Saw yang meletakkan batu pertama pendirian masjid, diikuti oleh sahabat-sahabat Nabi, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Kemudian pengerjaan masjid dilakukan dengan gotong royong sampai selesai. Pagarnya dari batu tanah, tiang-tiangnya dari batang kurma, sedangkan atapnya dari pelepah daun kurma. Waktu itu arah kiblatnya adalah Baitul Maqdis di Yerusalem, karena perintah menghadap Ka'bah belum turun. Luas masjid sekitar 30 x 35 m dan keadaannya masih sangat sederhana.

Dalam perkembangannya, Masjid Nabawi mengalami beberapa kali perombakan. Perubahan pertama adalah membangun mihrab setelah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Mekah tahun 2 H setelah Rasulullah Saw menerima perintah memindahkan arah kiblat. Setelah itu dilakukan beberapa kali pembesaran masjid untuk dapat menampung jamaah yang semakin bertambah besar.

Luas masjid kini mencapai 165.000 meter persegi serta dapat menampung sekitar satu juta jemaah pada satu kesempatan. Renovasi terakhir dilakukan oleh Raja Fahd yang menambahkan AC serta memperindah masjid dengan marmer di sana-sini, serta sejumlah 27 kubah yang dapat digeser dan kubah berbentuk payung yang bisa dibuka tutup. Keindahan ini juga dilengkapi dengan hamparan marmer putih di pelataran masjid yang selalu dingin meski terik matahari terus menyengat.

Masjid Nabawi memiliki 10 menara yang 6 di antaranya setinggi 99 meter, serta 24 kubah. Terdapat 5 mihrab dan beberapa tiang yang konon memiliki sejarah masing-masing. Selain itu masjid ini dilengkapi dengan tempat parkir bawah tanah yang mampu menampung sekitar 4.400 kendaraan. Tempat yang paling bersejarah di dalam masjid adalah makam Rasulullah Saw beserta Abu Bakar dan Umar bin Khaththab yang diletakkan persis di bawah kubah berwarna hijau.

Hal unik lain adalah adanya satu area di dalam masjid yang dinamakan Raudhah yang berarti taman. Tempat ini ditandai tiang-tiang putih dan letaknya adalah antara rumah Nabi Saw (sekarang makam Rasulullah Saw) sampai mimbar. Luas Raudhah dari arah Timur ke Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan sepanjang 15 m. Konon tempat ini adalah tempat yang paling makbul untuk berdoa, seperti sabda Rasulullah Saw, "Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga" (diriwayatkan 5 ahli hadits).

Tips berkunjung ke Masjid Nabawi:
Masjid Nabawi berbeda dengan Masjidil Haram di Mekah yang terbuka untuk jamaah selama 24 jam sehari. Masjid Nabawi hanya dibuka pada pukul 03.00-22.00 waktu Saudi Arabia, dan waktu untuk ziarah diatur sebagai berikut: Jamaah haji wanita dapat mengunjungi Raudhah dan ziarah ke makam Rasulullah pada pukul 07.00 s/d 10.00 serta pukul 13.30 s/d 15.00 waktu Saudi Arabia. Tempat jamaah wanita terpisah dengan laki-laki yang dibatasi dengan sekat yang dipasang khusus ketika wanita berziarah.

(Artikel ini merupakan kerjasama dengan www.alifmagz.com)
(gst/vta)

Senin, 04 April 2011

SEKELUMIT ANEKDOT PERDEBATAN


Wahabi & Salafi (WS): "Maulid dan tahlilan itu haram, dilarang di dalam agama."

Ahlussunnah (AJ) : "Yang dilarang itu bid'ah, bukan Maulid atau tahlilan, bung!

WS : "Maulid dan tahlilan tidak ada dalilnya."

AJ : "Makanya jangan cari dalil sendiri, nggak bakal ketemu. Tanya dong sama guru, dan baca kitab ulama, pasti ketemu dalilnya."

WS : "Maulid dan tahlilan tidak diperintah di dalam agama."

AJ : "Maulid dan tahlilan tidak dilarang di dalam agama."

WS : "Tidak boleh memuji Nabi Saw. secara berlebihan."

AJ : "Hebat betul anda, sebab anda tahu batasnya dan tahu letak berlebihannya. Padahal, Allah saja tidak pernah membatasi pujian-Nya kepada Nabi Saw. dan tidak pernah melarang pujian yang berlebihan kepada beliau."

WS : "Maulid dan tahlilan adalah sia-sia, tidak ada pahalanya."

AJ : "Sejak kapan anda berubah sikap seperti Tuhan, menentukan suatu amalan berpahala atau tidak, Allah saja tidak pernah bilang bahwa Maulid dan tahlilan itu sia-sia."

WS : "Kita dilarang mengkultuskan Nabi Saw. sampai-sampai menganggapnya seperti Tuhan."

AJ : "Orang Islam paling bodoh pun tahu, bahwa Nabi Muhammad Saw. itu Nabi dan Rasul, bukan Tuhan."

WS : "Ziarah ke makam wali itu haram, khawatir bisa membuat orang jadi musyrik."

AJ : "Makanya, jadi orang jangan khawatiran, hidup jadi susah, tahu."

WS : "Mengirim hadiah pahala kepada orang meninggal itu percuma, tidak akan sampai."

AJ : "Kenapa tidak! kalau anda tidak percaya, silakan anda mati duluan, nanti saya kirimkan pahala al-Fatihah kepada anda."

WS : "Maulid itu amalan mubazir. Daripada buat Maulid, lebih baik biayanya buat menyantuni anak yatim."

AJ : "Cuma orang pelit yang bilang bahwa memberi makan atau berinfak untuk pengajian itu mubazir. Sudah tidak menyumbang, mencela pula."

WS : "Maulid dan tahlilan itu bid'ah, tidak ada di zaman Nabi saw."

AJ : "Terus terang, Muka anda juga bid'ah, karena tidak ada di zaman Nabi Saw."

WS : "Semua bid'ah (hal baru yang diada-adakan) itu sesat, tidak ada bid'ah yang baik/hasanah."

AJ : "Saya ucapkan selamat menjadi orang sesat. Sebab Nabi Saw. tidak pernah memakai resleting, kemeja, motor, atau mobil seperti anda. Semua itu bid'ah, dan semua bid'ah itu sesat."

WS : "Kasihan, masyarakat banyak yang tersesat. Mereka melakukan amalan bid'ah yang berbau syirik."

AJ : "Sudah lah, kalau anda masih bodoh, belajarlah dulu, sampai anda bisa melihat jelas kebaikan di dalam amalan mereka."

WS : "Saya menyesal dilahirkan oleh orang tua yang banyak melakukan bid'ah."

AJ : "Orang tua anda juga pasti sangat menyesal karena telah melahirkan anak durhaka yang sok pintar seperti anda."

WS : "Para penceramah di acara Maulid, bisanya hanya mencaci maki dan memecah belah umat."

AJ : "Sebetulnya, para penceramah itu hanya mencaci maki orang seperti anda yang kerjanya menebar keresahan dan benih perpecahan di kalangan umat."

WS : "Qunut Shubuh itu bid'ah, tidak ada dalilnya, haram hukumnya."

AJ : "Kasihan, rokok apa yang anda hisap? Setahu saya, di dalam iklan, merokok Star Mild hanya membuat orang terobsesi menjadi sutradara atau orator. Sedangkan anda sudah terobsesi menjadi ulama besar yang mengalahkan Imam Syafi'I yang mengamalkan qunut shubur. Lebih Brasa, Brasa Lebih pinter gitu loh!"