"Selamat Berkunjung Ke Blog Kami"

"Pengajin Rutin Majlas 'Ainnuridho di Mushola AL-IKHSAN Setiap Malam Sabtu Pukul 20.00 Wib s/d Selesai,Pembacaan Ratibul haddad dilanjutkan pembahasan Fiqih Safinatun Najah,SESEORANG AKAN DIKUMPULKAN BERSAMA ORANG YANG DICINTAI-NYA " "Sekertariat Sdr Muhamad Imron di 08594320070 atau Sdr Sholeh Nugraha di 085216655001"

RENUNGAN

Kamis, 19 Mei 2011

Makna Kata Sayyidi & Maulay

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakahtu



قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَقُلْ أَحَدُكُمْ، أَطْعِمْ رَبَّكَ، وَضِّئْ رَبَّكَ، اسْقِ رَبَّكَ، وَلْيَقُلْ: سَيِّدِي مَوْلَايَ، وَلَا يَقُلْ أَحَدُكُمْ، عَبْدِي، أَمَتِي، وَلْيَقُلْ فَتَايَ، وَفَتَاتِي، وَغُلَامِي. (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw : “Jangan diantara kalian berkata (dizaman perbudakan tuan berkata pada budaknya) : Bawakan makanan untuk Pemilikmu, dan atau bawakan air wudhu untuk pemilikmu, bawakan air untuk pemilikmu, namun hendaknya budak berkata pada majikannya : Tuanku Majikanku, (Sayyidy Maulay), dan jangan berkata (pada budak kalian) : wahai budakku kacungku, namun hendaknya katakan : adikku atau anakku” (Shahih Bukhari)

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Sampailah kita pada hadits mulia ini, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan pengajaran kepada kita, beliau menjelaskan dimana di zaman itu masih ada perbudakan, namun zaman sekarang tidak ada perbudakan, namun kenapa kita masih membahas hadits ini? karena masih banyak faidah yang tersimpan di dalamnya. Ketika itu Rasulullah melarang seorang majikan yang memiliki budak untuk mengatakan : “berilah makan atau minum untuk pemilikmu”, meskipun budak itu adalah miliknya namun hal yang demikian bukanlah adab yang baik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan adab itu kepada kita. Dan jangan pula seorang budak mengatakan kepada tuan atau majikannya dengan ucapan : “wahai pemilikku”, akan tetapi katakanlah : “wahai tuanku atau majikanku” dan hal itu diperbolehkan. Maka hadits ini menjadi dalil diperbolehkannya bahkan sunnah untuk mengucapkan “ sayyidina atau maulana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”, karena telah dijelaskan oleh para ulama’ kita jika seorang budak boleh memanggil majikannya dengan sebutan Sayyidi atau Maulaya, maka adakah orang atau majikan yang lebih pantas untuk kita muliakan daripada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?, tentunya tidak demikian. Satu-satunya makhluk yang paling mulia, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau lah yang paling berhak untuk dipanggil dengan sebutan “sayyidina wamaulana” daripada majikan. oleh sebab itu sering kita dengar dalam shalawat “Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad”, “ Allahumma shalli ‘alaa sayyidina wamaulana Muhammad”, maka hal itu bukanlah kultus , sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al asqalani dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa Allah tidak pernah menamakan Dzat-Nya dengan “Sayyid” di dalam Al qur’an. Adapun mengenai kalimat “maulaa” itu memiliki makna hamba sahaya atau tuan, karena sayyidina Anas bin Malik disebut Mawla Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu yang diasuh atau yang dibesarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan djelaskan oleh Al Imam An Nawawi dalam Syarah Nawaiyyah ‘ala Shahih Muslim bahwa kalimat “Maulaa” mempunyai 16 makna, namun makna yang ringkas adalah majikan, junjungan atau tuan. Begitupula kalimat “sayyid” yang pertama bermakna yang banyak pengikutnya, kedua adalah yang dijadikan rujukan saat dalam kesulitan, dan yang ketiga adalah yang menjadi pemimpin dalam suatu kaum, dan ketiga makna ini bersatu pada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beliau adalah orang yang paling banyak pengikutnya, orang yang dijadikan rujukan dalm setiap permasalahan adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan di hari kiamat Allah berikan hak syafaat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan yang menjadi pemimpin tertinggi diantara semua makhluk Allah adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau telah bersabda dalam riwayat Shahih Al Bukhari :
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
" Aku pemimpin manusia di hari kiamat "
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Telah dibuktikan secara Ilmiah oleh para Ilmuwan bahwa grafitasi bumi yang terkuat di segala penjuru bumi adalah di Madinah Al Munawwarah, mengapa? karena ada jasad sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka gaya grafitasi bumi yang sangat kuat berada di Madinah Al Munawwarah sampai-sampai jika ada mobil yang tidak direm, hanya dilepas saja begitu pula koplingnya dalam keadaan terlepas dan mobil itu hanya diam saja namun mengarah ke Madianh maka ia akan berjalan lurus dengan sendirinya menuju ke Madinah karena disana terdapat grafitasi yang sangat besar secara zhahir, dan secara bathin grafitasi terbesar di seluruh makhluk Allah adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di segala penjuru barat dan timur mengikuti tuntunan beliau, sehingga beliau lah yang dipilih Allah untuk menjadi pemimpin yang terbesar, belisu adalah hamba yang paling indah budi pekertinya, kasih sayangnya, dan budi baiknya. Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah bahwa ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam wafat, sayyidina Umar bin Khattab bertanya kepada sayyidah Aisyah Ra : “wahai sayyidah Aisyah, kebiasaan apa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sekarang tidak lagi atau belum ada yang melakukannya?”, maka sayyidah Aisyah berkata : “Setiap pagi hari Rasulullah keluar ke pasar disana ada seorang Yahudi yang tua renta dan buta, kemudian Rasulullah mendatanginya lalu menyuapinya”, orang yang tua renta, buta dan tidak memiliki keluarga yang memperhatikannya dan setelah Rasulullah wafat tidak ada lagi yang menyuapinya, maka sayyidina Umar pun pergi membawa makanan dan menyuapi orang tua itu, maka ketika tiba dan sayyidina Umar mulai menyuapinya, orang tua itu berkata : “tanganmu berbeda dengan tangan yang biasa menyuapi saya” maka sayyidina Umar bin Khattab berkata : “ iya, karena orang yang biasa menyuapimu telah wafat”, diriwayatkan oleh sayyidina Anas bin Malik RA :
مَا مَسَسْتُ حَرِيْرًا وَلَا دِيْبَاجًا أَلْيَنُ مِنْ كَفِّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Aku tidak pernah menyentuh sutera dan pakaian sutera yg lebih lembut daripada telapak tangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam”
Maka setelah mendengar ucapan sayyidina Umar bin Khattab, orang tua itu menangis kemudian ia pun bertanya kepada sayyidina Umar tentang namanya, maka beliau menjawab : “ Nama saya adalah Umar bin Khattab pengikut Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”, maka orang tua itu memuntahkan makanan dari mulutnya dan berkata : “sungguh tidak pantas aku memakan makanan dari tangan Umar bin Khattab pengikut Muhammad, karena orang yang paling kubenci adalah Muhammad”, mendengar ucapan itu sayyidina Umar bin Khattab sedikit marah maka sayyidina Umar berkata : “wahai orang tua, siapakah orang yang paling kau cintai?”, maka orang tua itu berkata : “orang yang paling aku cintai adalah orang yang selalu menyuapi aku, karena dia adalah yang paling baik dan paling memperhatikan aku, padahal semua keluarga dan sahabatku telah meninggalkanku namun dia lah yang mengurusiku, dialah orang yang paling aku cintai namun sangat disayangkan karena aku tidak mengetahui namanya”, kemudian sayyidina Umar bin Khattab berkata : “lalu siapa orang yang paling engkau benci?”, ia menjawab : “ Muhammad adalah orang yang paling aku benci”, maka sayyidina Umar berkata : “orang yang biasa menyuapimu itu adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”. Sungguh indah akhlak sayyidina Muhammad, yang setiap harinya datang dan menyuapi orang tua itu kemudian mengenalkannya pada Islam, namun orang tua itu selalu menolak bahkan selalu mencaci Islam, kemudian di hari esoknya pun demikian. Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, idola kita serta orang yang sangat kita cintai. Sungguh beruntunglah di dunia dan akhirat orang yang mencintai beliau shallallahu ‘alaihiw wasallam. Hadirin hadirat, telah ditemukan saat ini bahwa orang yang pemaaf itu lebih cepat sembuh dari sakitnya daripada orang yang sulit memaafkan. Dikatakan oleh Prof. Harun Yahya berdasarkan penelitian bahwa orang yang menderita sakit yang tidak kunjung sembuh namun setelah diberi pelajaran untuk memaafkan kepada orang-orang yang dibencinya, mereka merasa kondisinya membaik setelah memaafkan orang yang dibencinya. Alangkah indahnya tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau adalah orang yang paling pemaaf.
Di saat Abu Jahal menggali lubang di depan pintu rumah sayyidina Muhammad agar beliau terjatuh ke dalamnya, sementara ia menggali lubang teman-temannya menunggunya dari kejauhan dan ketika nabi Muhammad keluar lantas mengagetkannya Abu Jahal sendiri yang terjatuh ke dalamnya, melihat kejadian itu teman-teman Abu Jahal lari karena melihat Abu Jahal yang terperangkap ke lubang itu, maka di saat itu siapakah yang menolong dan mengulurkan tangannya untuk membantu orang yang telah menggali lobang untuk mencelakakan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ?, dia adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, demikianlah akhlak sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang patut kita warisi, yang semakin hari akhlak mulia itu semakin hilang dan sirna, dan semakin seseorang kehilangan akhlak yang luhur maka ia tidak bisa membedakan antara kekuatan Allah dan kekuatan setan, kekuatan setan tidak berarti apa-apa namun kekuatan Allah lah yang hakiki, terkadang seseorang terombang-ambing dalam kelemahan, namun tetaplah selalu berdoa, berdasarkan sabda sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
أَعْجَزَ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ
“Manusia yang paling lemah adalah orang yang paling lemah dalam berdo’a”
Semakin banyak kita berdoa, maka semakin kuat dan tenang hati kita, dan jika tenang hati kita maka kita akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan kita, baik dalam keadaan kaya raya atau dalam kesusahan, dalam musibah atau dalam kenikmatan. Jiwa yang tenang akan menuntun kita, seorang yang kaya raya jika hatinya tidak tenang maka ia tidak akan merasa tenang di rumahnya atau dimana pun dia berada meskipun hartanya berlimpah, demikian pula orang yang memiliki jabatan tinggi dan banyak orang yang iri melihat jabatannya, namun jika hatinya tidak tenang maka dia akan merasa dirinya di dalam neraka. Hadirin hadirat, ketenangan adalah kenikmatan yang sangat berharga, dan hal itu telah diajarkan oleh Allah dengan firman-Nya :
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
( الرعد : 28 )
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” ( QS. Ar Ra’d : 28 )
Warisilah sifat-sifat mulia rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau memiliki sifat berani dan tidak ada orang yang lebih berani dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan keberanian beliau menjadikan beliau orang yang sangat sabar, inilah makhluk yang paling sempurna, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika hanya melihat semut kecil yang tidak mengganggu maka akan dibiarkan saja semut itu, karena ia sangat mampu untuk membunuh semut itu, namun jika melihat binatang yang besar meskipun tidak mengganggu mak kita akan berusaha menghindar dan lain sebagainya. Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah mendengar suara yang menggemuruh, maka orang-orang keluar dari rumah-rumah mereka dalam kebingungan, mereka saling bertanya satu sama lain akan suara aneh itu, suara gemuruh yang menakutkan itu, dan tidak lama kemudian rasulullah datang dan dengan tenang berkata : “ itu hanya suara gemuruh dari laut”, dan ketika para sahabat masih kebingungan, Rasulullah berjalan menuju keluar Madinah tanpa mengajak siapa-siapa, padahal orang lain akan menjauh dan takut dengan gemuruh itu namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang menghampirinya, demikian keberanian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun dengan keberanian yang seperti itu beliau juga adalah orang yang paling sabar, ketika beliau ditanya tentang keadaan beliau di awal-awal beliau berdakwah, beliau berkata : “hari yang sangat menyedihkan adalah ketika aku berdiri di hadapan orang banyak, lalu aku berkata kepada mereka : “ Wahai manusia ucapkanlah “Laa ilaaha illallah”, maka di saat itu mereka berdesakan mendekat kepadaku untuk meludahi wajahku dan memukuliku”. Demikianlah dakwah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di zaman sekarang orang berebutan mendekat untuk menyalami orang yang berdakwah, namun di saat itu manusia mendekat kepada Rasulullah untuk meludahi wajah beliau dan memukuli beliau. Bahkan disaat yang seperti itu manusia yang sangat berani ini mampu bersabar dan mendoakan mereka :
اَللّهُمَّ اهْدِ قَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ
" Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku , sesungguhnya mereka tidak mengetahui "

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakahtu.

sumber :www.majelisrasulullah.org

Selasa, 10 Mei 2011

hukumnya mengadakan acara tahlilan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,
Pada hakikatnya majelis tahlil atau tahlilan adalah hanya nama atau sebutan untuk sebuah acara di dalam berdzikir dan berdoa atau bermunajat bersama. Yaitu berkumpulnya sejumlah orang untuk berdoa atau bermunajat kepada Allah SWT dengan cara membaca kalimat-kalimat thayyibah seperti tahmid, takbir, tahlil, tasbih, Asma’ul husna, shalawat dan lain-lain.
Maka sangat jelas bahwa majelis tahlil sama dengan majelis dzikir, hanya istilah atau namanya saja yang berbeda namun hakikatnya sama. (Tahlil artinya adalah lafadh Laa ilaaha illallah) Lalu bagaimana hukumnya mengadakan acara tahlilan atau dzikir dan berdoa bersama yang berkaitan dengan acara kematian untuk mendoakan dan memberikan hadiah pahala kepada orang yang telah meninggal dunia ? Dan apakah hal itu bermanfaat atau tersampaikan bagi si mayyit ?


Menghadiahkan Fatihah, atau Yaasiin, atau dzikir, Tahlil, atau shadaqah, atau Qadha puasanya dan lain lain, itu semua sampai kepada Mayyit, dengan Nash yang Jelas dalam Shahih Muslim hadits no.1149, bahwa “seorang wanita bersedekah untuk Ibunya yang telah wafat dan diperbolehkan oleh Rasul saw”, dan adapula riwayat Shahihain Bukhari dan Muslim bahwa “seorang sahabat menghajikan untuk Ibunya yang telah wafat”, dan Rasulullah SAW pun menghadiahkan Sembelihan Beliau SAW saat Idul Adha untuk dirinya dan untuk ummatnya, “Wahai Allah terimalah sembelihan ini dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan dari Ummat Muhammad” (Shahih Muslim hadits no.1967).


Dan hal ini (pengiriman amal untuk mayyit itu sampai kepada mayyit) merupakan Jumhur (kesepakatan) Ulama seluruh madzhab dan tak ada yang memungkirinya apalagi mengharamkannya, dan perselisihan pendapat hanya terdapat pada madzhab Imam Syafi’i, bila si pembaca tak mengucapkan lafadz : “Kuhadiahkan”, atau wahai Allah kuhadiahkan sedekah ini, atau dzikir ini, atau ayat ini..”, bila hal ini tidak disebutkan maka sebagian Ulama Syafi’iy mengatakan pahalanya tak sampai.


Jadi tak satupun ulama ikhtilaf dalam sampai atau tidaknya pengiriman amal untuk mayiit, tapi berikhtilaf adalah pada Lafadznya. Demikian pula Ibn Taimiyyah yang menyebutkan 21 hujjah (dua puluh satu dalil) tentang Intifa’ min ‘amalilghair (mendapat manfaat dari amal selainnya).
Mengenai ayat : “DAN TIADALAH BAGI SESEORANG KECUALI APA YG DIPERBUATNYA, maka Ibn Abbas ra menyatakan bahwa ayat ini telah mansukh dengan ayat “DAN ORANG ORANG YG BERIMAN YG DIIKUTI KETURUNAN MEREKA DENGAN KEIMANAN”,


Mengenai hadits yang mengatakan bahwa bila wafat keturunan adam, maka terputuslah amalnya terkecuali 3 (tiga), shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anaknya yang berdoa untuknya, maka orang orang lain yang mengirim amal, dzikir dll
Untuknya ini jelas jelas bukanlah amal perbuatan si mayyit, karena Rasulullah SAW menjelaskan terputusnya amal si mayyit, bukan amal orang lain yang dihadiahkan untuk si mayyit, dan juga sebagai hujjah bahwa Allah memerintahkan di dalam Al Qur’an untuk mendoakan orang yang telah wafat : “WAHAI TUHAN KAMI AMPUNILAH DOSA-DOSA KAMI DAN BAGI SAUDARA-SAUDARA KAMI YG MENDAHULUI KAMI DALAM KEIMANAN”, (QS Al Hasyr-10).
Mengenai rangkuman tahlilan itu, tak satupun Ulama dan Imam Imam yang memungkirinya, siapa pula yang memungkiri muslimin berkumpul dan berdzikir?, hanya syaitan yang tak suka dengan dzikir.
Didalam acara Tahlil itu terdapat ucapan Laa ilaah illallah, tasbih, shalawat, ayat qur’an, dirangkai sedemikian rupa dalam satu paket dengan tujuan agar semua orang awam bisa mengikutinya dengan mudah, ini sama saja dengan merangkum Al Qur’an dalam disket atau CD, lalu ditambah pula bila ingin ayat Fulani, silahkan Klik awal ayat, bila anda ingin ayat azab, klik a, ayat rahmat klik b, maka ini semua dibuat buat untuk mempermudah muslimin terutama yang awam. Atau dikumpulkannya hadits Bukhari, Muslim, dan Kutubussittah, Alqur’an dengan Tafsir Baghawi, Jalalain dan Ilmu Musthalah, Nahwu dll, dalam sebuah CD atau disket, atau sekumpulan kitab, bila mereka melarangnya maka mana dalilnya ?,
Munculkan satu dalil yang mengharamkan acara Tahlil?, (acara berkumpulnya muslimin untuk mendoakan yang wafat) tidak di Al Qur’an, tidak pula di Hadits, tidak pula di Qaul Sahabat, tidak pula di kalam Imamulmadzahib, hanya mereka saja yang mengada ada dari kesempitan pemahamannya.
Mengenai 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari, atau bahkan tiap hari, tak ada dalil yang melarangnya, itu adalah Bid’ah hasanah yang sudah diperbolehkan oleh Rasulullah saw, justru kita perlu bertanya, ajaran muslimkah mereka yang melarang orang mengucapkan Laa ilaaha illallah?, siapa yang alergi dengan suara Laa ilaaha illallah kalau bukan syaitan dan pengikutnya ?, siapa yang membatasi orang mengucapkan Laa ilaaha illallah?, muslimkah?, semoga Allah memberi hidayah pada muslimin, tak ada larangan untuk menyebut Laa ilaaha illallah, tak pula ada larangan untuk melarang yang berdzikir pada hari ke 40, hari ke 100 atau kapanpun, pelarangan atas hal ini adalah kemungkaran yang nyata.
Bila hal ini dikatakan merupakan adat orang hindu, maka bagaimana dengan computer, handphone, mikrofon, dan lainnya yang merupakan adat orang kafir, bahkan mimbar yang ada di masjid masjid pun adalah adat istiadat gereja, namun selama hal itu bermanfaat dan tak melanggar syariah maka boleh boleh saja mengikutinya, sebagaimana Rasul saw meniru adat yahudi yang berpuasa pada hari 10 muharram, bahwa Rasul saw menemukan orang yahudi puasa dihari 10 muharram karena mereka tasyakkur atas selamatnya Musa as, dan Rasul saw bersabda : Kami lebih berhak dari kalian atas Musa as, lalu beliau saw memerintahkan muslimin agar berpuasa pula” (HR Shahih Bukhari hadits no.3726, 3727).
Sebagaimana pula diriwayatkan bahwa Imam Masjid Quba di zaman Nabi saw, selalu membaca surat Al Ikhlas pada setiap kali membaca fatihah, maka setelah fatihah maka  ia membaca AL Ikhlas, lalu surat lainnya, dan ia tak mau meninggalkan surat al ikhlas setiap rakaatnya, ia jadikan Al Ikhlas sama dengan Fatihah hingga selalu berdampingan disetiap rakaat, maka orang mengadukannya pada Rasul saw, dan ia ditanya oleh Rasul saw : Mengapa kau melakukan hal itu?, maka ia menjawab : Aku mencintai surat Al Ikhlas. Maka Rasul saw bersabda : Cintamu pada surat Al ikhlas akan membuatmu masuk sorga” (Shahih Bukhari).
Maka tentunya orang itu tak melakukan hal tsb dari ajaran Rasul saw, ia membuat buatnya sendiri karena cintanya pada surat Al Ikhlas, maka Rasul saw tak melarangnya bahkan memujinya.
Kita bisa melihat bagaimana para Huffadh (Huffadh adalah Jamak dari Al hafidh, yaitu ahli hadits yang telah hafal 100.000 hadits (seratus ribu) hadits berikut sanad dan hukum matannya) dan para Imam imam mengirim hadiah pada Rasul saw :
Berkata Imam Alhafidh Al Muhaddits Ali bin Almuwaffiq rahimahullah : “aku 60 kali melaksanakan haji dengan berjalan kaki, dan kuhadiahkan pahala dari itu 30 haji untuk Rasulullah saw”.
Berkata Al Imam Alhafidh Al Muhaddits Abul Abbas Muhammad bin Ishaq Atssaqafiy Assiraaj : “aku mengikuti Ali bin Almuwaffiq, aku lakukan 7X haji yang pahalanya untuk Rasulullah saw dan aku menyembelih Qurban 12.000 ekor untuk Rasulullah saw, dan aku khatamkan 12.000 kali khatam Alqur’an untuk Rasulullah saw, dan kujadikan seluruh amalku untuk Rasulullah saw”.
Ia adalah murid dari Imam Bukhari rahimahullah, dan ia menyimpan 70 ribu masalah yang dijawab oleh Imam Malik, beliau lahir pada 218 H dan wafat pada 313H
Berkata Al Imam Al Hafidh Abu Ishaq Almuzakkiy, aku mengikuti Abul Abbas dan aku haji pula 7X untuk rasulullah saw, dan aku mengkhatamkan Alqur’an 700 kali khatam untuk Rasulullah saw. (Tarikh Baghdad Juz 12 hal 111).
Walillahittaufiq
Sumber Buku Habib Munzir Al Musawwa “Kenalilah Aqidahmu