"Selamat Berkunjung Ke Blog Kami"

"Pengajin Rutin Majlas 'Ainnuridho di Mushola AL-IKHSAN Setiap Malam Sabtu Pukul 20.00 Wib s/d Selesai,Pembacaan Ratibul haddad dilanjutkan pembahasan Fiqih Safinatun Najah,SESEORANG AKAN DIKUMPULKAN BERSAMA ORANG YANG DICINTAI-NYA " "Sekertariat Sdr Muhamad Imron di 08594320070 atau Sdr Sholeh Nugraha di 085216655001"

RENUNGAN

Kamis, 03 Februari 2011

Jadi Pemuda Berkualitas? Siapa Takut?

Assalamu alaikum Wr.Wb

Setiap hari kami saksikan kesadisan
di luar logika,
juga pertikaian yang tak selesai
diiringi goyang bor patah-patah,
gosip para selebriti
serta gentayangan para hantu
setiap jamnya
Kami larut dalam kisah cinta
anak sekolah berseragam putih merah
putih biru dan putih abu-abu
sambil menertawakan si Yoyo, Cecep, Sin Chan, dan bidadari,
lalu sibuk mendukung bintang baru lewat SMS
Dari pagi sampai malam
kami menghafal televisi
kami cerna kelicikan, darah, goyangan,
dan semua jenis hantu
sambil mendebukan buku-bukuDi sekolah, guru bertanya
tentang cita-cita
dan sambil menguap panjang
kami menjawab
Kami ingin jadi orang paling berguna bagi negeri ini
seperti yang pernah dinasihatkan
orangtua, guru, pejabat, politisi, ulama, dan selebriti kami di televisi

(“Anak Televisi”, oleh Abdurahman Faiz)
Sebuah puisi yang cukup menohok dan menghenyakkan saya. Betapa tidak? Faiz, peyair yang masih duduk di Sekolah Dasar tersebut, sudah dapat meluncurkan kata-kata sederhana tapi tajam tentang sosok anak-anak muda Indonesia sekarang. Sebuah hal yang bahkan saya kurang sadari... bahwa saat ini yang hilang dari mayoritas pemuda Indonesia, terutama pemuda Islam, adalah semangat dan kesungguhannya untuk benar-benar menjadi orang paling berguna bagi negeri dan pemuda berkualitas. Bukan lagi sekedar kata-kata hafalan tanpa makna seperti yang disinggung Faiz dalam puisi di atas , “...sambil menguap panjang kami menjawab, kami ingin jadi orang paling berguna bagi negeri ini, seperti yang pernah dinasihatkan orangtua, guru, pejabat, politisi, ulama, dan selebriti kami di televisi.”

Hal tersebut memang benar adanya. Banyaknya artikel-artikel di media cetak tentang kenakalan anak muda. Mereka lebih memilih mencari kesenangan pribadi daripada memberikan kesenangan dan manfaat kepada orang lain. Pemuda lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer memainkan game favorit nya daripada memanfaatkannya untuk menghasilkan suatu karya yang lebih bermanfaat bagi orang banyak, ataui terhipnotis dengan acara televisi selama berjam-jam daripada melakukan amal shaleh. Kalau pemuda Islamnya seperti ini, bagaimana nasib umat Islam nantinya? Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa pemuda adalah salah satu dari lima pilar yang dibutuhkan untuk membangun negara tangguh selain pemimpin yang adil, ulama, wanita solehah, dan ummat yang baik. Seharusnya, kita sebagai pemuda/i Islam merasa tersanjung dengan hal tersebut kemudian berusaha melakukan yang terbaik untuk mewujudkannya. Dalam diri anak-anak muda terkumpul semangat besar, daya serap dan pikir yang cepat juga fisik yang masih prima. Karena peranan pemuda yang strategis itulah, Soekarno sampai berani mengatakan sesuatu yang masih dikenang dunia hingga sekarang, “Berikan kepadaku 1000 orang tua, aku sanggup mencabut Semeru dari uratnya. Tapi, berikan kepadaku 10 pemuda maka aku sanggup menggoncangkan dunia.”
Jika semua pemuda Islam di Indonesia bertekad untuk menjadi pemuda berkualitas, impian akan kejayaan Islam dan ketangguhan negara Indonesia nantinya, besar kemungkinan akan terwujud. Karena di hadapan kita – bisa jadi – akan muncul lagi pemuda-pemuda tangguh yang mengikuti jejak Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Mus’ab bin Umair; pemuda Yahya Ayyash, Imad Aqdil, Izzudin Al Qasam, dan pemuda-pemuda lainnya. Kita merindukan para pemuda yang berseru ..
“Kita adalah pemuda Islam yang setiap kali jantung berdetak selalu terpompakan oleh semangat aqidah…. yang menjadikan Allah sebagai tujuan, al-qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman, Rasulullah Saw sebagai tauladan dan syahid adalah cita-cita perjuangan. Allahuakbar…!!“


(leni.csui05.org)

2 komentar: